Presiden RI Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih), Senin (21/7/2025), sebagai bagian dari trisula kebijakan pengentasan kemiskinan nasional: kesehatan, pendidikan, dan sosial-ekonomi. Peluncuran dilakukan bersamaan dengan momentum Hari Jadi ke-17 Kabupaten Toraja Utara, memberi penegasan bahwa pembangunan dari desa menjadi fondasi utama menuju Indonesia Emas 2045.
Kopdes Merah Putih merupakan implementasi langsung dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Program ini menargetkan pembentukan 80.000 unit koperasi di seluruh Indonesia, dengan 103 unit pertama dijadikan model percontohan (mock-up) yang akan beroperasi penuh mulai 28 Oktober 2025.
“Senjata pertama adalah kesehatan, kedua pendidikan, dan ketiga sosial-ekonomi,” ujar Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, Minggu (20/7). “Koperasi ini adalah ujung trisula ketiga: membangun ekonomi desa untuk pengentasan kemiskinan.”
Kopdes Merah Putih dirancang sebagai sistem kelembagaan modern yang menyatukan gerai sembako, unit simpan pinjam, klinik dan apotek desa, cold storage, hingga distribusi logistik. Tujuannya bukan hanya melayani kebutuhan pokok masyarakat desa, tetapi juga memutus rantai ketergantungan pada tengkulak, pinjaman ilegal, dan akses yang timpang terhadap layanan dasar.
Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan, Adita Irawati, menyebut bahwa pendekatan pengembangan Kopdes dilakukan melalui tiga jalur: membangun koperasi baru, merevitalisasi koperasi lama, dan memperkuat koperasi yang sudah eksis.
“Sebanyak 103 Kopdes ini akan menjadi pilot project. Yang lain menyusul secara bertahap. Tujuannya bukan sekadar berdiri, tapi harus berdampak langsung pada masyarakat,” tegasnya.
Menariknya, peluncuran ini bertepatan dengan puncak peringatan HUT ke-17 Kabupaten Toraja Utara yang mengusung tema: “Dengan Astacita Kita Mewujudkan Toraja Utara yang Maju, Makmur, dan Menyenangkan Menuju Indonesia Emas 2045.” Tema ini tidak berhenti pada tingkat filosofi. Ia beririsan langsung dengan semangat Kopdes Merah Putih sebagai pengejawantahan Asta Cita keenam: membangun kemandirian ekonomi dari akar rumput, yakni lembang (desa).
Dengan pendekatan yang inklusif dan gotong royong, Kopdes Merah Putih diharapkan memperkuat ketahanan pangan, memperpendek rantai distribusi seluruh hasil produksi pedesan, serta membuka akses permodalan yang lebih adil. Ini bukan sekadar program koperasi tetapi gerakan ekonomi rakyat dari bawah, terstruktur, dan diberi landasan kelembagaan kuat.
- Foto: Kantor Komunikasi Kepresidenan
Diskominfo-SP - 2025