RANTEPAO || Pemkab Toraja Utara optimis atas dukungan penuh Pemerintah Pusat melalui program KOTAKU Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakjat (PUPR) akan turut mendorong terciptanya tata kota Rantepao dan sekitarnya khususnya dalam penyediaan fasilitas sanitasi dan air bersih bagi warga pemukiman sebagai komponen utama permukiman layak huni.
Melalui program KOTAKU, di tahun 2019 ini Toraja Utara memperoleh bantuan anggaran sebesar 3,5 milyar yang alokasinya difokuskan untuk kegiatan fisik pengentasan kawasan kumuh di dua kelurahan, masing - masing Kelurahan Malango dengan anggaran 2 milyar dan kelurahan Pasele sebesar 1.5 milyar dengan target realisasi penyelesaian kegiatan hingga bulan Desember tahun ini.
Terkait dengan progres pelaksanaan program KOTAKU ini, pada Kamis (19/09/2019), bertempat di Ruang Kerja Bupati Toraja Utara, Pemkab Toraja Utara bersama Fasilitator dan Asisten Koordinator Program KOTAKU dan Forum Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dari 18 kelurahan/lembang di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Rantepao dan Talunglipu melakukan pertemuan rapat koordinasi yang bertujuan menyatukan dan menyamakan persepsi penanganan kawasan pemukiman kumuh melalui Program KOTAKU sekaligus evaluasi pelaksanaan serta perencanaan penataan kawasan pemukiman kumuh tahun 2020 mendatang.
Asisten Bidang Pemerintahan Setda Toraja Utara, Semuel Sampe Rompon yang pada kegiatan ini mewakili Bupati Toraja Utara membuka serta memimpin rapat koordinasi ini yang di hadiri oleh Askot BKM Mandiri Toraja Utara Zulfikar, Koordinator BKM Toraja Utara T. L. Tonapa, Lurah, Lembang serta Koordinator BKM Kelurahan yang akan menjadi titik fokus KOTAKU pada tahun 2020 mendatang.
Semuel Sampe Rompon menyampaikan, dukungan Kementerian PUPR melalui Program KOTAKU sangat membantu Pemkab Toraja Utara dalam menyelesaikan persoalan penataan wajah kota Rantepao dan sekitarnya khususnya dalam membenahi kawasan pemukiman warga yang tidak layak huni dan yang minim fasilitas sanitasi dan air.
"kita sangat bersyukur karena sudah ada 2 titik yang melakukan peletakan batu pertama, yakni Kelurahan Rante Pasele dan Malango. Yang paling penting bahwa ini sebenarnya menjadi point utama atau pusat dari pembenahan Kota Rantepao. Untuk menjadi kota tanpa kumuh, jawabannya ada pada Program KOTAKU ini. Selain itu, Program KOTAKU ini juga melibatkan semua elemen masyarakat dan hal ini tentu penting dalam realisasi Program KOTAKU yang saat ini sudah sementara berjalan di 2 kelurahan," ungkapnya.
Beliau juga menegaskan bahwa selain itu, yang terpenting ialah kesiapan bersama untuk menyukseskan program KOTAKU tahun 2020 mendatang di 16 Kelurahan dan 2 Lembang yang akan menjadi lokus selanjutnya.
Sementara itu, Zulfikar selaku Askot KOTAKU Mandiri Toraja Utara, menyampaikan, Forum BKM ini adalah lembaga yang merepresentasikan kebutuhan kelurahan. BKM ini adalah lembaga yang bekerja dalam rangka melakukan penanganan pemukiman kumuh yang ada di lokasi kelurahan.
"sangat diharapkan, Forum BKM dapat berfungsi dan berperan aktif satu dengan yang lainnya dalam penangan kawasan kumuh, khususnya pada Program KOTAKU Toraja Utara," jelasnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa tujuan dari program ini untuk mengurangi kawasan kumuh, dimana KOTAKU ini hendak mewujudkan Toraja Utara yang bebas kumuh, nyaman dan layak huni. Efektifitas program ini tentunya membutuhkan kolaborasi yang baik, di mana pemda sebagai penyelenggara daerah otonom dituntut melakukan pengendalian, pengawasan serta penyiapan regulasi.
Reporter/Photo : Swita Turalaki